komposisi dalam photography

nah kalo ente-ente dah pada ngerti ama dasar-dasar photography....
sekarang ente-ente pada ane ajarin dech apa itu komposisi dalam photography ;

sebelum itu ente pahami dulu apa arti dari komposisi itu sendiri ;

Komposisi itu susunan objek foto secara keseluruhan pada bidang gambar agar objek menjadi pusat perhatian (POI=Point of Interest). Dengan mengatur komposisi foto kita juga dapat dan akan membangun “mood” suatu foto dan keseimbangan keseluruhan objek. Berbicara komposisi maka akan selalu terkait dengan kepekaan dan “rasa” (sense). Untuk itu sangat diperlukan upaya untuk melatih kepekaan kita agar dapat memotret dengan komposisi yang baik.

nah, sekarang dah pada tau kan apa tu komposisi...
Ada beberapa cara yang dapat dipakai untuk menghasilkan komposisi yang baik. Diantaranya:


  1. Sepertiga Bagian (Rule of Thirds). Pada aturan umum fotografi, bidang foto sebenarnya dibagi menjadi 9 bagian yang sama. Sepertiga bagian adalah teknik dimana kita menempatkan objek pada sepertiga bagian bidang foto. Hal ini sangat berbeda dengan yang umum dilakukan, di mana kita selalu menempatkan objek di tengah-tengah bidang foto.
  2. Sudut Pemotretan (Angle of View). Salah satu unsur yang membangun sebuah komposisi foto adalah sudut pengambilan objek. Sudut pengambilan objek ini sangat ditentukan oleh tujuan pemotretan. Maka dari itu, jika kita ingin mendapatkan satu moment dan mendapatkan hasil yang terbaik, kita jangan pernah takut untuk memotret dari berbagai sudut pandang. Mulailah dari yang standar (sejajar dengan objek), kemudian cobalah dengan berbagai sudut pandang dari atas, bawah, samping sampai kepada sudut yang ekstrim.
  3. Komposisi pola garis Diagonal, Horizontal, Vertikal, Curve. Di dalam pemotretan Nature, pola garis juga menjadi salah satu unsur yang dapat memperkuat objek foto. Pola garis ini dibangun dari perpaduan elemen-elemen lain yang ada didalam suatu foto. Misalnya pohon, ranting, daun, garis cakrawala, gunung, jalan, garis atap rumah dan lain-lain. Elemen-elemen yang membentuk pola garis ini sebaiknya diletakkan di sepertiga bagian bidang foto. Pola Garis ini dapat membuat komposisi foto menjadi lebih seimbang dinamis dan tidak kaku.
  4. Background (BG) dan Foreground (FG). Latar belakang dan latar depan adalah benda-benda yang berada di belakang atau di depan objek inti dari suatu foto. Idealnya, BG dan FG ini merupakan pendukung untuk memperkuat kesan dan fokus perhatian mata kepada objek. Selain itu juga “mood” suatu foto juga ditentukan dari unsur-unsur yang ada pada BG atau FG. BG dan FG, seharusnya tidak lebih dominan (terlalu mencolok) daripada objek intinya. Salah satu caranya adalah dengan mengaburkan (Blur) BG dan FG melalui pengaturan diafragma.

Beberapa teknik sudut pengambilan sebuah foto, yaitu:

  1. Pandangan sebatas mata (eye level viewing); paling umum, pemotretan sebatas mata pada posisi berdiri, hasilnya wajar/biasa, tidak menimbulkan efek-efek khusus yang terlihat menonjol kecuali efek-efek yang timbul oleh penggunaan lensa tertentu, seperti menggunakan lensa sudut lebar, mata ikan, tele, dan sebagainya karena umumnya kamera berada sejajar dengan subjek.
  2. Pandangan burung (bird eye viewing); bidikan dari atas, efek yang tampak subjek terlihat rendah, pendek dan kecil. Kesannya seperti ‘kecil’/hina terhadap subjek. Manfaatnya seperti untuk menyajikan suatu lokasi atau landscap.
  3. Low angle camera; pemotretan dilakukan dari bawah. Efek yang timbul adalah distorsi perspektif yang secara teknis dapat menurunkan kualitas gambar, bagi yang kreatif hal ini dimanfaatkan untuk menimbulkan efek khusus. Kesan efek ini adalah menimbulkan sosok pribadi yang besar, tinggi, kokoh dan berwibawa, juga angkuh. Orang pendek akan terlihat sedikit ‘normal’. Menggambarkan bagaimana anak-anak memandang ‘dunia’ orang dewasa. Termasuk juga dalam jenis ini pemotretan panggung, orang sedang berpidato di atas mimbar yang tinggi.
  4. Frog eye viewing, pandangan sebatas mata katak. Pada posisi ini kamera berada di bawah, hampir sejajar dengan tanah dan tidak diarahkan ke atas, tetapi mendatar dan dilakukan sambil tiarap. Angle ini digunakan pada foto peperangan, fauna dan flora.
  5. Waist level viewing, pemotretan sebatas pinggang. Arah lensa disesuaikan dengan arah mata (tanpa harus mengintip dari jendela pengamat). Sudut pengambilan seperti ini sering digunakan untuk foto-foto candid (diam-diam, tidak diketahui subjek foto), tapi pengambilan foto seperti ini adalah spekulatif.
  6. High handheld position; pemotretan dengan cara mengangkat kamera tinggi-tinggi dengan kedua tangan dan tanpa membidik. Ada juga unsur spekulatifnya, tapi ada kiatnya yaitu dengan menggunakan lensa sudut lebar (16 mm sampai 35 mm) dengan memposisikan gelang fokus pada tak terhingga (mentok) dan kemudian memutarnya balik sedikit saja. Pemotretan seperti ini sering dilakukan untuk memotret tempat keramaian untuk menembus kerumunan.
 SALAM JEPRET


dasar-dasar photography

nah sebelum ente-ente belajar yang nama nya photography...
ente-ente semua mesti paham ni ama yang nama nya dasar-dasar yang mesti di perhatiin dalam seni photography..

ato yang biasa nya di bilang para photographer segitiga photography
1. ISO / ASA / DIN
2. APERATURE / DIAFRAGMA
3. RANA / SHUTTER SPEED

nah klo ente-ente udah paham ama segitiga photography ni ente bisa jadi photographer-photographer terkenal kayak paman ane si DARWIS TRIADI  ^_^
hhhaaa...

nah ni pengertian-pengertian dari segitiga photography ;
  1. 1. ISO/ASA/DIN (ISO=istilah internasional, ASA=istilah jepang, DIN=istilah eropa, kesemuanya sama aja)ini adalah standar internasional untuk “kepekaan film negatif/CCD menyerap cahaya”. tambah tinggi angkanya, tambah peka media tersebut menyerap cahaya. kalo jaman dulu lo suka beli film negatif ke fuji, dengan ASA 200, ASA 400, dsb. ya itulah dia. karakternya kayak begini:
a. kalo lo make ISO tinggi (misal: ISO 800, ISO 1200, ISO 1600)penyerapan cahaya makin peka. bagus buat night shot. kemungkinan gambar shaking akan lebih kecil, karena karakternya yg kuat menyerap cahaya, lo jadi bisa motret dengan speed tinggi yang mengurangi efek shaking dari tangan lo yang bergeter saat motret.kekurangannya, semakin tinggi lo pake ISO, noise warna makin banyak karena sifatnya yang sangat peka itu. jadi, kalo lo motret pake ISO tinggi, hasil cetakan foto akan lebih jelek kalo diperbesar. efek noise atau grainy-nya sangat mengganggu.

b. kalo lo make ISO rendah (misal: ISO 200, ISO 100, ISO 75, ISO 25)penyerapan cahaya makin kurang peka. bagus buat daylight shot, atau ketika cahaya cukup memadai. tapi begitu lo motret di tempat yg rada gelap, akan sangat sulit buat lo memotret dengan speed tinggi. kemungkinan shaking lebih besar, dan pemakaian tripod jadi sebuah keharusan.tapi kelebihannya, semakin rendah lo pake ISO, noise warna makin sedikit karena sifatnya yang tidak peka itu. jadi, kalo lo motret pake ISO rendah, hasil cetakan foto jika diperbesar, akan tetep bagus dan bening. efek noise atau grainy-nya bisa dibilang tidak terlihat.
kelebihan kamera digital sekarang, lo bisa nge-set ISOnya kapanpun lo mau. begitu cahaya rada gelap, naekin ISOnya. begitu terang, ya gak usah pake ISO tinggi2 tinggal di set aja di menunya. beda sama jaman film dulu, kalo lo dah beli film yg ISO 200, ya musti ganti film dulu buat ganti ISO.

  1. 2. diafragma, fungsinya sama persis dengan pupil mata kita. yaitu, mengatur seberapa banyak intensitas cahaya yang akan masuk jatuh ke retina-mata/film negatif/CCD untuk selanjutnya di olah di otak/memory-card sebagai sebuah visual/gambar. di dunia fotografi, ditetapkan angka2 tertentu untuk menentukan seberapa lebar bukaan diafragma. contohnya, ada bukaan f/2.8, bukaan f/4, f/5.6, f/8, f/11, f/16, f/22. setiap angka bukaan itu, punya karakternya masing2. yang perlu menjadi catatan penting di sini adalah, semakin kecil angka diafragma maka semakin lebar bukaan diafragmanya, dan semakin besar angka diafragma maka semakin kecil bukaan diafragmanya.
    misal: angka 2.8 memiliki bukaan lebar, sedangkan angka 22 memiliki bukaan sempit.
    bukaan lebar (misal: f/2.8), memiliki karakter yang akan membuat intensitas cahaya banyak masuk ke film-negatif. efek pada gambar adalah, objek fokus akan sangat detail sedangkan background/foregroundnya akan kabur/blur/bokeh. bukaan ini sering dipakai untuk foto potret dimanaa lo pengen gambar yang hanya tajam di objek dan kabur di backgroundnya.
    bukaan sempit (misal: f/22), memiliki karakter yang akan membuat intensitas cahaya sedikit masuk ke film-negatif. efek pada gambar adalah, tidak hanya objek fokus yang akan sangat detail, background/foregroundnya akan juga ikutan detail. bukaan ini sering dipakai untuk foto landscape dimana lo pengen gambar yang tajam dari ujung dekat ke ujung jauh.
    ngerti cara kerja diafragma, berarti lo harus paham apa itu Depth of Field (DOF). atau bahasa indonesianya, ruang tajam gambar. bukaan lebar, DOF akan semakin sempit. bukaan sempit, DOF akan semakin lebar.
  1. 3. speed
    nah kalo yang ini, dah pada tau lah artinya apa. adalah kecepatan interval mirror di kamera membuka dan menutup saat menangkap gambar. semakin cepat speednya, lo bisa dapet gambar yang freeze/beku.
    kalo lo motret air mancur dengan speed tinggi, gambar airnya bakalan dapet bulet2 gitu kayak gambar air gue yang di sebelah ini (gue pake speed 1/8000 sec, f/3.8, ISO200).


    kalo lo pake low-speed, lo bakalan dapet gambar dengan efek gerakan, contohnya gambar model gue yang main air itu, kalo gak salah gue ngambilnya dengan speed 1/15 sec, f/4.5, ISO 200. 
  1. 4. metering
    usahain saat motret, metering ada di posisi nol. nggak mutlak sih, tapi untuk dapet cahaya yg pas, mending diusahain di posisi nol. metering, cuma ada di kamera SLR. kamera pocket, gue blm pernah liat. icon metering, ada di viewfinder saat lo motret. kurang lebih bentuknya kayak gini: (+_____|_____-) nah usahain, pointernya ada di tengah. kalo pointernya agak menjorok ke arah plus, berarti hasil gambar lo akan Over Exposure (terlalu terang). kalo pointernya agak menjorok ke arah minus, berarti hasil gambar lo akan Under Exposure (terlalu gelap). pengaturan metering adalah dengan cara maen2in bukaan diafragma, speed, dan ISO-nya, diturunin atao dinaekin, terserah elo pengen jadi gambar gimana.
sebenernya, di jaman digital gini dimana kamera semakin canggih, masih ada satu bahasan lagi tentang dasar-dasar fotografi, selain segitiga fotografi yang gue terangkan di atas, yaitu:
  1. 5. white balance (WB)
    white balance adalah seberapa besar kamera menyesuaikan sensitifitasnya terhadap cahaya yang ada (available light) untuk menyamakan warna putih yang “sebenarnya” pada kondisi cahaya tertentu, agar bisa mendapatkan warna-warna yang true color. sayangnya, kamera2 jaman dulu belom ada fitur setting WB ini. tapi, untuk kamera2 digital jaman sekarang, udah ada.
    ngomongin white balance, musti tau dulu definisi apa itu “warna putih sempurna”. ketika sebuah besi baja dibakar, maka baja tersebut akan berubah warna sampai memerah, jika terus dibakar maka baja tersebut semakin panas hingga berwarna putih, dan jika masih terus dibakar maka akan berubah berwarna biru.
    nah warna putih sempurna, akan didapatkan ketika baja tersebut dibakar berubah menjadi warna putih suci. kalo gue nggak lupa (CMIIW), suhu baja tersebut saat berwarna putih adalah berkisar antara 5200-5400K (derajat kelvin). nah, itu yang dinamakan putih sempurna. kalo warna putihnya kemerahan, berarti suhunya di bawah 5200K. kalo warna putihnya kebiruan, berarti suhunya di atas 5400K.
    saat memotret, kita akan mendapatkan kondisi sumber cahaya yang berbeda-beda, yang mana akan berpengaruh pada objek yang warna putih. kalo setting WB kita asal2an, atau kita set auto, kadang kita nggak puas sama warna yang kita mau, alias warnanya nggak keluar. kalo kita nggak nge-set WB secara manual, kadang warna putih yang kita dapatkan akan kebiruan, atau kemerahan. di saat seperti itu, kita perlu setting WB secara benar. di setiap kamera, cara setting WB berbeda-beda, bisa dibaca di manualnya masing2. 
naaaahhh…kalo lo udah kuasain konsep segitiga fotografi ini, dijamin gambar lo bagus2. tapi itu baru dasarnya banget. baru sekedar cara untuk memotret. selebihnya, banyak2 ngejepret + tambahin belajar konsep, angle, komposisi, lighting, dan tentu saja…moment!!! karena, cabang2 fotografi masih banyak lagi dah lebih dalam lagi kalo mau diexplore.

SALAM JEPRET